Title : Especially Her
Author : Hello World
Main Cast :
• Choi Seung Hyun
• Song Hye Rin (author’s imagination)
• Kwon Ji Yong
Support Cast :
• Bigbang
• Main Cast’s Family
• Se7en
Genre : Romance, Hurt, Complicated ?
Length : Chaptered

 

POV : Author

Alhamdulillah Allah SWT masih ngijinin saya buat ngelanjutin update FF amatir ini. Nggak pake lama lansung aja, cekidot!!

———–BAD BOY———–
CHOI SEUNG HYUN

“Hyeong sudah bangun!” kata Seungri menarik perhatian tiga orang disekitarnya.
“Jinjjayo?” tanya Ji Yong penasaran.
Seung Hyun membuka matanya perlahan, lalu memijat-mijat kepalanya yang terasa pening. Seingatnya tadi ia terjebak di lift bersama seorang perawat rumah sakit.
Taeyang menghampirinya dan menyambar sebotol air mineral, “ini, minum dulu, Hyeong.” Hyun meneguknya perlahan.
“Ahh, tadi aku terjebak di lift.”
“Iya, kami tau. Itu mungkin karena gempa yang melanda Seoul”
“Gempa?”
“Iya, Hyeong. Kenapa waktu itu kau tidak membawa ponselmu?” tanya Taeyang dengan nada sedikit menegur. Seung Hyun hanya mengedarkan perhatiannya.
“Ah, gadis itu. Dimana dia?” tanya Hyun tiba-tiba.
“Siapa, hyeong?”
“Gadis perawat yang terjebak bersamaku, dia telah menolongku” jelas Hyun.
Tok Tok
“Joegyo..” Seorang suster dengan masker datang membawa sebuah nampan berisi kantong infus dan obat-obatan. Seung Hyun menamatkan perhatian padanya.
“Kau! hmm, Song… Hye Rin, bukan? Kenapa pura-pura tidak mengenaliku?”
Suster itu seperti terlonjak kaget.
“Hyeong mengenalinya?” tanya Daesung merasa aneh.
“Dia, gadis yang aku ceritakan barusan!”
—(Krik krik krik)
Semua terdiam. Gadis itu sudah menepuk jidat, merasa bodoh. Kenapa sebelum masuk kemari ia bersemangat sekali smentara setelah itu keadaan menjadi secanggung ini?
“Oh, gurae…” Ji Yong membuyarkan keheningan. “Jadi kau yang telah menyelamatkan hyeong kami?”
Hye Rin kini malah menunduk malu. Bukan karena dipuji, tetapi karena bisa melihat idolanya berdiri tepat di depan matanya.
“Siapa namamu? Emm, Hye Rin? Gomawoyo” kata Ji Yong dengan mata melebar dan wajah yang tampak penuh bunga—menawan. Sepersekian detik kemudian, Hye Rin bisa merasakan aliran darahnya naik ke atas, tepat di sepasang pipinya.
“Mulai lagi,” kata Daesung menyirgai perkataan Ji Yong yang selalu menggunakan bahasa non formal jika lawan bicaranya seorang gadis, yang tentunya adalah gadis istimewa. Seperti sudah lama kenal.
Seungri dan Taeyang hanya terkikik geli melihat kelakuan Ji Yong yang memang digosipkan memiliki penyakit ‘Prince Charming’ akut. Sementara Seung Hyun malah mendengus.
Walau tak yakin, apakah ini waktu yang tepat, tetapi Hye Rin memberanikan diri. Ini kesempatan seratus tahun sekali. Hanya ada mereka disini, tidak ada VIP lain. Kalau saja ada VIP lain disini, pasti Hye Rin akan digampar masal karenanya.
“KWON JI YONG OPPA!! berfotolah denganku! Aku fan beratmu!”
Serentak member lain ternganga “Hah? Dia, memanggilmu ‘Oppa’?”
Tetapi Ji Yong tak mendengarkan mereka. Dengan perasaan aneh—antara canggung dan ilfil—Ji Yong menyanggupi dengan anggukan manis.
Hye Rin segera mengeluarkan handphone flipnya. Perutnya seperti diserang ribuan kupu-kupu mendadak, tak menyakitkan, tapi menggelikan. Ini benar-benar seperti mimpi bisa bertemu mereka di tempat kerja.
Keduanya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah, tersenyum, dan berdampingan erat menyesuaikan posisi foto. Girang bukan kepalang Hye Rin melihat hasil jepretannya.
“Bahkan dia tidak meminta untuk berfoto bersama kita,” Seungri mencibir.
“Jika boleh” sahut Hye Rin dengan mata penuh binar.
Kali ini Hye Rin berfoto dengan tiga member Bigbang lainnya. Ya, hanya tiga, karena Seung Hyun tak ikut serta disana.
“Gamsahamnida~” Hye Rin menunduk-nunduk, berterimakasih dengan penuh semangat.
“Uh, tunggu, Hye Rin-ssi”
Hye Rin menoleh. Barusan apa yang ia dengar? Suara Ji Yong memanggil namanya!
“Ne?”
Beberapa detik hening, membuat suasana makin canggung. Jangan-jangan… ah, tidak, jangan sekarang, Oppa! Kau baru mengenalku beberapa menit yang lalu, tidak perlu terburu untuk menyatakan cinta padaku! Pikir Hye Rin besar kepala.
“Aku mengundangmu sebagai panitia di acara jumpa fans kami minggu depan. Kau, tampaknya orang yang cocok. Bersediakah kau?” Ajak Ji Yong dengan nada—Hye Rin pikir—menggoda.
Seluruh member menoleh, tak terkecuali Seung Hyun yang sudah melotot saking terperangah. Bahkan ia tersendak mendengarkan tawaran Ji Yong yang seenaknya saja kepada orang asing.
“Jinjjayo? A.. Aku mau!” seru Hye Rin.
“Ji Yong Hyeong…..!”
*
SONG HYE RIN

Hye Rin benar-benar datang di acara jumpa fans Bigbang. Senang sekali rasanya, bisa bertemu dengan kru YG Entertainment, dan tentu saja Bigbang. Dengan bangga ia mengalungkan ID Panitia jumpa fans yang diberikan Ji Yong padanya seminggu yang lalu di rumah sakit. Entah apa alasan Ji Yong mengundangnya. Mungkin ia ingin bertemu denganku lagi, hihi!
Sekelebat, ia melihat sosok Seung Hyun sedang mempersiapkan beberapa lembar kertas, mungkin skenario acara ini. Jumpa Fans akan dihadiri oleh lebih dari tiga ribu VIP beserta wartawan. Hye Rin sendiri baru pertama kali mengikuti acara semacam ini. Sebelum bekerja menjadi suster, ia adalah gadis kampus yang disibukkan dengan berbagai skripsi, dan Hye Rin berhasil menuntaskan semuanya dengan sempurna.
Choi Seung Hyun menggunakan kacamata hitam.
Bodoh, kenapa dia menggunakan kacamata hitam itu? Tidak cocok sekali! Matanya yang tajam jadi tak terlihat lagi, kan…
Hye Rin mengikutinya. Entah apa yang keluar dari mulut Seung Hyun, setiap orang yang bertatap muka dan berbincang dengannya selalu saja berakhir dengan tawa atau sekedar cekikikan kecil. Orang seperti itu punya selera humor yang tinggi? Setahu Hye Rin, laki-laki 25 tahun itu memiliki tampang sinis, suara besar, tatapan yang tajam, mengerikan. Tetapi, entah mengapa orang itu memiliki daya tarik tersendiri. Entah dari segi apa Hye Rin tak begitu yakin. Mungkin karena itulah ia bisa diterima di audisi YGE bertahun-tahun lalu.
Sihir?
“Hei, kau panitia bukan?” tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Seorang lelaki kurus dengan ID Card yang sama terkalung di lehernya. “Bantu kami menata Grand Hall, cepat!”
“Ah, i..iya!”
Beberapa jam berlalu dengan lambat, tetapi acara telah usai. Hye Rin bahkan belum menemukan sosok G-Dragon yang ia tunggu-tunggu semenjak berada di tempat ini. Karena orang itulah tujuannya kemari.
Sedari tadi ia hanya berperan di belakang panggung bersama panitia-panitia lainnya yang—tentu saja—lebih professional darinya. Disini ia hanya membantu, tak berperan banyak. Serasa tak berguna, ya, itu kalimat yang tepat untuk mendiskripsikan Hye Rin sekarang.
Selang beberapa detik, benar jika orang berkata ‘Tuhan selalu mendengarkan’. Buktinya doa Hye Rin yang baru saja digumamnya dalam hati seakan terkabul. Kwon Ji Yong melangkah jauh dari pusat perhatian, hanya berjarak beberapa meter dari Hye Rin. Ji Yong menangkap pandangannya, lalu tersenyum ramah padanya.
Oh, Tuhan! Diakah malaikat yang kau kirim untuk menyampaikan kedamaian hati pada manusia? Paras beningnya, sungguh memesona!
Saking bening parasnya, tak heran, jika G-Dragon pernah berperan sebagai tokoh utama perempuan di parodi Secret Garden, drama Korea yang populer di tahun 2009-2010. Ia memang tak memiliki lesung pipi, tetapi wajahnya begitu kecil, manis, tetapi lebih cenderung cool. Rambutnya yang kini pendek bercat kuning, tampak serasi dengan rona alami pipinya.
Dari jarak yang lebih dekat lagi, Seung Hyun sudah tampak memerhatikan ekspresi melting Hye Rin pada Ji Yong. Seung Hyun menghampirinya.
“Hei, kau. Jangan kecewa ya, dia selalu melakukan itu dihadapan gadis-gadis…” katanya lirih di dekat telinga Hye Rin.
Seperti tak mendengarkan, Hye Rin tetap menatap Ji Yong yang sudah memandang kearah Seung Hyun. Dari sisi Ji Yong, Seung Hyun tampak sedang membisik kearah gadis itu. Hanya saja gadis itu tak merespon.
Sedikit kesal, Seung Hyun meninggalkannya. Menanggalkan kacamata dan menggantungkannya ke saku jas karena sebal.
“Hyeong!” panggil Ji Yong sebelum Hyun benar-benar menjauh.
Seung Hyun berbalik.
Dengan panggilan itu, mau tak mau Hye Rin menengok ke belakangnya. Hampir saja dia pingsan, tak menyadari bahwa TOP tak berkacamata—yang tampak lebih baik menurutnya—sedang berdiri tepat dibelakangnya, sedikit serong, tapi cukup untuk mengejutkan seorang fan.
Di kesempatan sedekat ini Hye Rin tak akan membuang kesempatan. Ia menamatkan perhatiannya pada sepasang mata Seung Hyun dengan seksama. Ya, sepasang mata yang selama ini membuatnya penasaran jika tampak hanya sekelebat saja.
Detik-detik dilalui tiga orang itu hening. Hasil analisis Hye Rin mengatakan bahwa ternyata Choi Seung Hyun benar-benar memiliki mata yang tajam, misterius, dan menciutkan nyali. Tetapi, ada suatu hal yang entah mengapa, terasa ‘menghanyutkan’. Kini Hye Rin mengerti dengan apa yang ia maksud dengan ‘daya tarik tersendiri’ di pikirannya beberapa saat yang lalu. Ingin sekali Hye Rin menatap matanya seharian. Sayang, Seung Hyun sendiri kini sudah berusaha menyingkir dari hadapan Hye Rin yang membuatnya mati gaya.
Lamunan Hye Rin membuyar.
“Hyeong ini kemana saja? Kau membuat lautan wartawan menunggu Jumpa Pers kita!” Nada Ji Yong meninggi. Dari nada bicaranya ia seakan pemimpin yang disiplin dan bertanggung jawab. Pantas dia dijuluki Kwon-Leader oleh para penggemarnya.
Tak ada jawaban dari Seung Hyun. Ia hanya mengekor dibelakang Ji Yong begitu saja dengan, hmmm, mungkin, langkah yang lucu? Hye Rin hampir meledak dalam tawa melihat tingkahnya.
*
KWON JI YONG

“Apa kau keberatan jika kupanggil dengan ‘Oppa’?” kata gadis yang disebut Seung Hyun Hyeong sebagai Hye Rin tersebut. Ji Yong tak mengatakan apapun semenjak Taeyang, Seungri, dan Daesung tak henti-hentinya tertawa, terkadang juga terperangah, tak habis pikir dengan suster rumah sakit terkemuka Seoul yang selalu memanggil Ji Yong dengan ‘Oppa’ itu.
Ji Yong tak begitu memusingkannya. Yang membuatnya penasaran sekarang adalah kenapa dengan paras Seung Hyun Hyeong sedari tadi?
“Tidak,” jawab Ji Yong enteng, tanpa emosi.
Menurut Ji Yong gadis ini tak begitu cantik, juga tak begitu manis. Tetapi dia baik, tampak lugu, dan memikat hati. Aroma rambut panjangnya begitu lembut, Ji Yong menyukainya sejak pertama kali bertemu di rumah sakit. Sayang sekali dia bukan seorang aktris, model, ataupun member girlband.
“Wah, kau benar-benar, Hyeong” celetuk Daesung sambil geleng-geleng menahan tawa.
Sekarang gadis itu tampak tersipu. Seung Hyun masih mengutuk dalam hati.
Hari ini angin bertiup kencang, musim dingin akan segera datang. Mereka melangkah tergesa ke mobil hitam yang cukup untuk diisi delapan orang sekaligus. Hye Rin menguntit mereka yang akan pergi ke kantor manajemen YGE. Sekeras apapun Top melarang gadis itu ikut, jika Ji Yong mengijinkannya, apa yang bisa ia perbuat.
Srak
Angin membawa lembar-lembaran di tangan Ji Yong terbang jauh ke jalan raya. Semuanya diam, masih terpana dengan kekuatan angin yang berhembus sekencang itu.
“Lembaran apa itu?” tanya Seung Hyun datar sambil melihati kertas yang berhambur.
“Konsep album edisi spesial Still Alive” jawab Ji Yong tak kalah datar, matanya masih menatap lurus lembar demi lembar yang melayang-layang tak menentu arahnya.
Semua mendengar tanya-jawab mereka, dalam keadaan memandang lurus kearah jalanan yang penuh sesak oleh transportasi. Hanya suara desing mesin yang terdengar sejauh ini.
“KONSEP ALBUM?!”
Masih dalam keadaan setengah sadar, keenam orang lainnya—member Bigbang termasuk sopir—melihat Hye Rin dalam sekejap nekat-nekatan berlari ke jalan raya untuk merengkuh kertas-kertas kusut tersebut.
“Biiip Biiiiiiip!!!”
“Ppaboo! Jangan menengah!!” Jerit Seung Hyun menyusulnya.
Pikiran Ji Yong masih terlalu congkak untuk menelaah setiap kejadian di beberapa detik terakhir : Ada seorang gadis yang mau-maunya beradu di jalan raya padat lalu lintas hanya untuk memunguti kertas-kertas miliknya ; Hyeong Seung Hyun, berusaha menyelamatkan gadis yang baru dua—atau mungkin tiga—kali ditemuinya. Memang hyeong adalah seorang yang berpikir pendek, tetapi tidak pernah sampai berniat mencelakakan nyawanya sendiri ; Setahu Ji Yong detik-detik seperti ini hanya ada di serial televisi KBS atau SBS, juga film-film lain yang pernah ia tonton sebelum ini.
“BIB BIIIBB!!!”
*
CHOI SEUNG HYUN

“Aku hanya menolongnya. Sebagai penggemar, bukankah itu wajar?”
“Neo Jinjja…” gerutu Seung Hyun mengumpat dalam hati, “sebenarnya apa yang ada di pikiranmu itu?”
Tak ada respon berlebih dari Hye Rin. Kepalanya tertunduk seperti anak kecil yang sedang ditegur orang tuanya. Bahasa formal yang biasa Seung Hyun lontarkan pada gadis seperti Hye Rin tiba-tiba lenyap dalam sekejap.
Choi Seung Hyun tak bisa bayangkan bagaimana nasib gadis itu jika dia terus melanjutkan aksi ekstremnya.
Jujur saja, lembaran-lembaran yang diselamatkan Hye Rin tersebut tak begitu penting. Salinan konsep album Still Alive masih tersimpan rapi di asrama. Tetapi saat Hye Rin menyerahkannya pada Ji Yong sambil meminta maaf karena kertas-kertas itu tak terselamatkan dari lindasan mobil, Ji Yong jadi tak bernyali untuk menegaskannya. Ia tak akan mengecewakan pengorbanan gadis ‘tak terduga’ yang telah menggantungkan dua nyawa sekaligus. Ya, setidaknya seperti itulah.
Sebagai penggemar…
“…se-gila itukah, kau menyukai Ji Yong?”
Mendengar kata-kata formal itu Hye Rin mendongak, menatap wajah Seung Hyun yang pucat pasi, seperti sedang diterpa musibah besar.
“Aku… seingatku tadi aku hanya mengatakan ‘penggemar’, bukan—” perkataan Hye Rin terpotong. Mata tajam Seung Hyun sudah menatap lekat padanya. Pancaran sepasang mata itu… Hye Rin seperti tak bisa bergerak lagi. Perasaan ngeri terus mengalir di setiap denyut nadinya. Bagaimana dia bisa mengira jika aku menyukai Ji Yong Oppa?
Tatapan Seung Hyun menusuk, tampak seperti ada api kemarahan dan kekecewaan yang telah menggelamkan Hye Rin. Bahkan desain Indoor super mewah gedung YGE inipun—yang sedari tadi Hye Rin elu-elukan—tak dapat menghiburnya lagi.
Setelah acara saling tatap-menatap muka, Seung Hyun langsung beranjak dari tempatnya, seakan tak ingin berlama-lama dengan gadis ini.
“Eh, hyeong! Mau kemana?” tanya Daesung begitu melihat Seung Hyun berkelebat tak berekspresi.
“Wae jigeum?” Taeyang mendekati Daesung, tetapi Daesung hanya mengangkat bahu singkat.
Suasana hati Seung Hyun sekarang sedang semrawut. Ia menghubungi Se7en untuk bertemu di studio, tempat favorit mereka berdua. Di saat ia tak bisa mengandalkan Taeyang apalagi Ji Yong, hanya Dong Wook Hyeong atau senior Se7en yang akan ia percaya.

“Hyeong, aku benar-benar hancur…” kata Hyun tiba-tiba membuat Choi Dong Wook terperangah kaget.
“Hancur yang bagaimana maksudmu? Berbicaralah dengan jelas, aku tak—”
“Kau mengerti, hyeong” sahut Seung Hyun, lalu memasang tampang melas. Beberapa detik kemudian Dong Wook terlonjak dari tempat duduknya.
“Kau… Jatuh cinta??”
“Psssttt!” Desis mulut Hyun panik lengkap dengan salah tingkah-nya, “suaramu bisa terdengar sampai ke penjuru Seoul, hyeong!”
Choi Seung Hyun tak bisa menyembunyikan rasa panas pipinya. Ia benar-benar gugup membicarakan hal yang sebelum ini tak pernah ia bicarakan pada siapapun—seorang gadis.
“Lalu apa rencanamu selanjutnya? Menciumnya diatas panggung, atau di pinggir Sungai Han??…” Jingkrak tawa Dong Wook menjadi-jadi.
Seung Hyun tak menyangka jika diumur 25 tahunnya ini dia masih bisa memikirkan seorang gadis.
“Siapa dia? Dari agensi mana?” cecar Dong Wook.
“Dia bukan entertainer, hyeong.”
Kali ini Dong Wook diam, pingkalannya tak terdengar lagi. Tampak kaget mendengar pernyataan Seung Hyun yang diluar dugaannya : ia kira Seung Hyun akan berkata bahwa ia jatuh cinta pada Lee Hyo Ri yang empat tahun lalu pernah diciumnya di atas panggung, berkat Talkshow Strong Heart beberapa minggu lalu yang meluruskan ‘tragedi’ tak terduga tersebut. Pancaran mata Dong Wook mengisyaratkan Hyun untuk melanjutkan bicara.
“Dia hanya gadis biasa. Dan petakanya, dia tergabung dalam Fan grup” Seung Hyun benar-benar melunak, “aku, harus melepaskannya. Karena dia adalah penggemar…”
Dong Wook kini sudah mengumpulkan pikirannya, mencoba berbicara serius. “Sudahlah, Hyun. Lupakan soal ego-mu. Sungguh, ini kesempatan langka kau bisa menyukai seorang gadis setelah bertahun-tahun menjadi ent—”
“Dia mencintai Ji Yong.”
Setelah itu, hening.

-to be continued-
Oh, iya. Sebelumnya maap karena nggak beritau dari awal. FF ini udah pernah aku post ke WP Pribadi. Jadi kalo ketemu FF ini di laen Blog, en authornya HelloWorld itu berarti saya hehe ^^V
Yang udah baca dari awal sampe akhir, mohon kritik sarannya melalui komentar dibawah ya…! 🙂