Back to The Past (Daragon)

Title : Back to The Past

Author : Atikpiece

Cast :

–          Park Sandara (2NE1)

–          G-Dragon as Kwon Jiyong (BIGBANG)

 

Genre : Romance, Hurt

Rating : G

Length : Ficlet

A/N : Ini pertama kalinya aku bikin FF dengan cast Daragon, couple kesayanganku setelah Alien! 😀 Seperti biasa, bacanya pelan-pelan dan dihayati, oke? ^^

 

 

*****

 

Maaf, aku melupakan semuanya.

….

Bisa kita ulang dari awal lagi?

 

.

.

.

 

Suara decitan pintu kamarnya menggema, terdengar berisik hingga memecah keheningan yang hanya ditemani sang dewi malam di atas sana. Derapan kaki gadis berambut ikal itu teredam oleh helaan napas, melepas lelah akibat berlari dari jarak 100 meter menuju apartemennya.

Tubuh kecilnya kini meringkuk di ranjang, lalu dia memeluk kaki dan meletakkan dagu di kedua lututnya. Ada seberkas cahaya yang perlahan melekat di bola matanya, menatap bulan sembari memikirkan hal yang memang pantas untuk dipikirkan.

Sebenarnya bukan perihal penting.

Namun entah mengapa dia melakukannya berulang kali.

Terus-menerus, bahkan setiap waktu.

Memang tidak salah. Tapi justru hal itulah yang sering membuatnya menyalahkan diri sendiri. Menganggap serius kata-kata sahabat karibnya saat ia tengah bersamanya—lelaki yang merupakan teman lamanya sejak kecil—beberapa waktu yang lalu.

Kalian ini, selalu saja bersama. Kenapa tidak pacaran saja?

Kalimat itu selalu terngiang, bahkan menyebabkan bunyi mendengung bagai berada dalam sarang lebah. Ya, boleh-boleh saja sahabatnya mengatakan kalimat sakral macam itu.

Karena mereka berdua—maksudnya dia dan lelaki itu—memang selalu bersama.

Semua orang yang berada di dekatnya pun tahu. Dimana ada dia, pasti ada si lelaki.

Diawali dari pertemuan di kelas yang sama, kemudian berkenalan lalu saling berbicara. Bisa dibilang, hubungan mereka cukup dekat. Sering sekali jika ada waktu luang, lelaki itu mengajaknya pergi bersama. Mereka melakukan banyak hal seperti menonton film dan pergi ke taman hiburan, mengukir masa-masa menyenangkan dan sulit untuk dilupakan.

Itu pun didukung oleh jati diri si lelaki yang selalu bisa membuat hatinya nyaman. Canda tawa yang tidak terlalu berlebihan namun terkesan lucu dapat menjadi daya tarik tersendiri, sehingga dia dapat dengan mudah menyesuaikan diri.

Sampai hubungan mereka yang ‘cukup dekat’ itu dihapus, diubah menjadi ‘sangat dekat’.

Kita memang tidak pacaran.” jawab si lelaki kala itu.

Tapi, syukurlah dia tidak marah, saat aku mengatakan, ‘kita berdua sedang berkencan’.!

Dia ingat betul lelaki itu berkata dengan perasaan gembira, dan tiada hambatan baginya untuk berterus terang. Gerakan tangan si lelaki yang tengah mengusap bahu kanannya menimbulkan semburat merah di pipi, hingga merambat ke wajahnya.

Memang itu bukan sesuatu yang buruk.

Namun, itu merupakan perihal yang sangat buruk bagi jantungnya. Organ tubuh itu berdetak dua kali lebih cepat, tidak senormal biasanya.

Akan tetapi, dia sempat berpikir bahwa lelaki itu hanya bercanda—atau mungkin hanya main-main.

Ya. Awalnya dia hanya diam, tidak menyadari bisikan-bisikan bahwa mungkin ada sesuatu yang terpendam dalam hati lelaki itu tapi belum sempat diutarakan padanya.

Dalam sekejap keyakinan itu muncul. Hingga beberapa hari kemudian berubah menjadi kenyataan.

Lelaki itu memberinya sebuah cincin perak penuh ukiran, dengan tulisan nama ‘Sandara’ di bagian dalamnya.

Aku harap kau menyukainya.” Bisik si lelaki. Kemudian berlalu mengikuti gerombolan siswa yang lain. Siapa bilang seorang gadis sepertinya tidak senang jika diberi cincin seperti barusan?

Apakah ini pertanda bahwa dia memiliki perasaan khusus?

Semoga jawabannya adalah ‘Ya’.

Tatapan matanya yang teduh saat ini bertemu dengan benda kecil berkilauan di jari manisnya. Senyum simpul yang tertera, memicu detak jantungnya yang semakin cepat. Desahan kecil dari bibirnya sejenak mengoyak kesunyian. Namun semakin terkoyak ketika bunyi dering ponsel menyambut telinganya.

 

.

.

.

Yeoboseyo?”

“Dara-ssi?”

“Ya. Ada apa ?”

Tidak ada jawaban. Yang terdengar hanyalah suara isak tangis di seberang sana.

“Ada masalah ?” tanya gadis itu was-was.

“I—itu… Jiyong-hyung…”

 

.

.

.

1 month later…

.

.

.

Sekarang semuanya telah berubah.

Hari demi hari yang dulunya begitu menyenangkan, dia lewati begitu saja dengan memperlihatkan senyum palsu dihadapan teman-teman terdekatnya. Tatkala dia memaksakan diri untuk terlihat ceria namun asanya kini lenyap begitu saja.

Semua orang tahu, jika yang dia lakukan hanyalah sebuah kebohongan, demi menutupi keadaan hatinya yang menangis dan menjerit.

Kedua kakinya saat ini bergetar hebat ketika dia memasuki ruangan beraroma obat-obatan itu.

Tirai putih yang menutupi pandangan dibukanya perlahan, memberikan kesempatan matahari untuk memancarkan sinarnya hingga menerobos ke celah-celah dinding.

Dengan jemarinya yang sibuk bergulat, dia menunduk, enggan untuk berbalik menghadap tubuh ringkih di belakangnya. Tapi, apa daya dia tak sanggup membuat orang itu menunggu. Sedikit demi sedikit dia memutar badan lalu tersenyum tipis.

“Kau…siapa ?”

Dia terhenyak, usai mendengar pertanyaan menyesakkan dari orang itu.

Kau bahkan tidak ingat padaku, rutuknya dalam hati seraya menggigit bibir.

Ya, tentu saja orang itu tidak ingat padanya. Tidak hanya gadis itu. Orangtua, teman-teman bahkan rentang kehidupan yang selama ini dijalaninya pun dia tidak ingat.

Sebab, itu terjadi di malam tahun baru.

Ketika orang itu tengah membanting setir untuk menghindari sebuah truk di hadapannya, sedan hitamnya menabrak pembatas jalan hingga hancur, kemudian jatuh ke jurang. Kepalanya yang membentur setir mobil membuat dia kehilangan hampir seluruh ingatannya.

Yah, kalian pasti tahu, apa yang dideritanya sekarang.

Amnesia.

“A—aku…” Gadis itu berdeham sejenak sembari menghapus cairan bening di matanya yang hampir jatuh. “Aku Dara. Park Sandara. Ingat?”

Tangan kanan orang itu sibuk memijat pelipisnya yang diperban, berusaha mengingat siapa gadis ini sampai kedua alisnya mengernyit. Namun, semua yang dia lakukan sia-sia.

“Sa—Sandara-ssi. Maaf, tapi…”

“Tidak apa-apa, Ji. Aku mengerti.” Gadis itu buru-buru menyela, seraya menjaga suaranya agar tidak terdengar lirih. Kali ini jemarinya sibuk bergulat lagi, bingung memikirkan apa yang harus dia bicarakan pada orang yang menganggap dirinya seperti orang asing itu.

Sejenak senyum orang itu mengembang. Entah kenapa dia merasa senang sekali ketika mendengar si gadis memanggilnya dengan sebutan ‘Ji’.

“Aku merasa, hubungan kita sangat dekat. Benar?”

Gadis itu hanya diam, lalu mengangguk ragu. Iris mata coklat orang itu tiba-tiba menangkap pantulan cahaya dari benda kecil yang berada di jari manis si gadis, menyebabkan kedua matanya menyipit kemudian berpikir.

Meskipun dia tidak—maksudnya belum mengingat apapun, tapi menurut nalurinya dia yakin, cincin itu pasti ada hubungannya. Antara dia dan gadis itu.

“Kau pasti juga tidak ingat kalau kau yang memberikannya padaku.” kata si gadis begitu menyadari tatapan menyelidik dari orang itu pada cincinnya.

Lelaki itu menghela napas panjang, kemudian menggeleng pelan. Betapa dia sangat membenci dirinya sendiri karena melupakan banyak hal dalam rentang waktu 3 tahun terakhir. Rasa canggung itu begitu kentara ketika kedua mata mereka bertemu lagi sampai dia menatap gadis itu dalam.

Seakan dapat membaca pikiran si gadis, dia paham benar bahwa gadis itu menyimpan banyak harapan serta do’a untuk mengembalikan ingatannya.

Karena mungkin saja, dia juga melupakan sesuatu yang penting dalam hidupnya.

Sesuai dengan opini, saat gadis itu mendekat lalu duduk di tepi ranjang, entah sepertinya kali ini dia sangat yakin.

 

Kalau gadis inilah ‘sesuatu yang penting’ itu.

 

.

.

.

Maaf, aku melupakan semuanya…

Gwenchana. Kau hanya butuh waktu…”

Bibir pucat orang itu sedikit tertarik, menatap wajah mungil gadis di hadapannya dengan senyum tulus. Air mata yang sudah tak dapat ditahan lagi dalam kelopak si gadis, mengalir perlahan hingga menetes di cincin pemberiannya.

Bisa kita ulang dari awal lagi?

 

.

 

Ya, kita akan mengulangnya dari awal lagi..

 

 

-FIN-

Satu lagi FF Gaje bin Galau dariku~! ^^ #tampardiri. Mian ya kalau aneh -_-v