Title : If i.. (Sequel) Previous : If I..

Lenght : Ficlet

Genre : Romance (?) NC (?)

Cast : Kwon Jiyong, Hyeon Hee (OC), Key (cameo), and other

-Just my imagination, so don’t sue me-

————-

Tak tahu dan tak pasti. Hanya kata-kata itu yang tergambarkan saat ini. Dan saat ini satu-satunya cara yang bisa dia pikirkan adalah : menghindar. Ya, menghindar dari laki-laki yang pernah mengisi relung hatinya. Tidak cinta? Bukan itu. Tapi karena dia pikir cinta nya hanya membebani.

GD GD GD GD GD

Wanita itu sedang menggambar sketsa di buku kerjanya dan sesakali menatap keluar jendela yang memperlihatkan keindahan kota New York. Ini sudah sore dan sebentar lagi matahari akan kembali ke tempat peraduannya—beristirahat dan akan kembali lagi besok menyinari kota. Tapi wanita itu tidak. Sudah hampir sebulan dia hanya tidur dua sampai empat jam saja demi terlaksananya peragaan busana yang akan di adakan di Seoul seminggu lagi.

Dan ini sudah setahun sejak dia memutuskan pindah dari Paris ke New York. Meninggalkan sahabat karibnya Junsu dan membuka sebuah butik yang memang masih bekerja sama dengan tempat dimana dia berada saat di Paris. Awalnya sedikit sulit memulai semuanya, bukan karena berada jauh dari keluarga tapi karena dia benar-benar melalukannya segalanya sendiri tanpa Junsu di sampingnya saat di Paris dulu. Tapi bukan Hyeon Hee namanya kalau tidak cepat mendapatkan teman.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam tapi Hyeon Hee nama gadis itu, masih duduk—berkutat di mejanya. Kali ini sudah lima rancangan yang jadi dan sepertinya itu membuatnya cukup puas. Itu terlihat dari senyumnya yang mengembang memandang lima kertas yang berada di atas meja kerjanya.

TOK..TOK..TOK…

Sebuah ketukan memecahkan keheningan di ruangan itu. “come in” sahut Hyeon Hee dari dalam sembari memulai menyusun pencil warna dan kertas-kertas yang sedikit berserakan.

Seorang laki-laki berambut pirang yang sering di panggil Key itu masuk. “Belum pulang?” tanya nya duduk di sofa berwarna merah yang tidak jauh dari meja Hyeon Hee. Kemudian masuk dan membuat dirinya senyaman mungkin di ruangan itu dan mulai memejamkan mata sejenak. “malam ini mau singgah untuk minum ke tempat biasa?” tanya Key yang juga bekerja di dunia fashion

“boleh…asal kali ini kau yang teraktir. Bagaimana?” usul Hyeon Hee yang kini sudah bersiap untuk meninggalkan mejanya setelah duduk disana selama berjam-jam mencari inspirasi.

Fine..!” sahut Key mantap

———-

Keduanya tengah asyik mengobrol sambil menyantap makan malam dengan music live yang ada di dalam restoran. Awalnya keduanya hanya berencana minum sebelum pulang kerumah mereka masing-masing tapi ketika melihat ada menu special hari ini : steak domba. Nafsu mereka tidak bisa terbendung.

“jadi..bagaimana persiapanmu untuk ke korea minggu depan?” key bertanya di sela-sela makannya dan sesekali meneguk anggur miliknya.

Hyeon Hee berhenti memasukkan sepotong daging kecil kedalam mulutnya—meminum anggur miliknya kemudian, “well, semuanya berjalan baik.” Lalu dia melanjutkan makannya.

“sabtu ini sibuk? Sudah lama sekali kita tidak main ke club” ajak Key

Hyeon Hee tampak berpikir sejenak sambil mengemut garpunya “kau tahu Mark?” lanjut key

Wanita itu mengangguk. “Next week dia menikah dengan kekasihnya”

“really?” Hyeon Hee tampak kaget “iss…kenapa aku tidak tahu?” dia mendengus “dia menikah dengan grace?”

“Yupz! Mungkin dia lupa. Lagi, dia hanya mengundang kerabat dekat. Paling sebentar lagi undangan sudah di tanganmu”

“jadi ini berupa pesta lepas lajang?bukankah itu untuk pria saja?” wanita itu meletakkan alat makannya, membersihkan sisa remah di mulutnya kemudian meneguk air putih di samping gelas anggurnya. Key hanya mengangguk melanjutkan kunyahannya yang terakhir. “Dia mengundang wanita juga.”

“Sabtu ini aku ada janji dengan Patricia di down town” kata hyeon hee

“oh, c’mon..partynya di mulai jam 11 malam” mohon laki-laki berkaca mata itu. “aku akan mengantarkan mu pulang setelah party itu selesai bagaimana?”

Hyeon hee tampak berpikir sejenak..menoleh pada Key dengan wajah ragunya..”ng..” dia menggigit bibir bawahnya pelan..”okay..okay..i’ll go with you” katanya tersenyum.

__________

23.10 PM

Tinggi tubuh wanita itu 168 cm dengan rambut hitam lurus lewat sebahu. Matanya bulat, hidungnya mancung dan bibirnya tipis. Kulitnya putih dengan tattoo kupu-kupu berwarna merah-hitam di tengkuk lehernya masuk ke sebuah club terkenal di New York bersama temannya Key. Dentuman music techno kuat menyambut mereka. Suasana tampak remang tapi masih cukup untuk mengenali wajah seseorang. Key menarik tangan wanita itu berjalan bersamanya, “Itu Mark, ayo kita kesana” seru Key.

Detik berikutnya keduanya sudah berada di launge area ketika melihat seorang pria tinggi yang cukup di kenal, teman-teman se profesi mereka. Ada Mark orang yang mengundang mereka dan beberapa orang yang kebanyakan belum di kenal Hyeon hee. Volume music yang hingar-bingar itu sepertinya membuat orang yang berada di launge itu tampak menikmati suasana.

Hyeon Hee memakai tube dress dengan vest. Hanya pakaian simple. Malam ini dia sedang malas berdandan, walau tanpa berdandanpun dia selalu tampak mempesona.

Sekarang sudah pukul 23.50, dan dari mereka datang sampai sekarangpun Key asyik mengobrol dengan yang lainnya dan sesekali meneguk minuman beralkohol di meja. Membuat Hyeon Hee tampak jenuh, atau lebih tepatnya dia sedang dalam mood yang sedang tidak enak sekarang. karena di cuekin? Bukan, dia hanya jenuh. “Key..aku ke sana, ya..” Hyeon Hee setengah berteriak ke telinga Key yang sedang asyik mengobrol dengan beberapa gadis dan dua orang teman.

Key menoleh, “okay..i’ll be there soon” kata Key mengangguk. Wanita itu beranjak meninggalkan tempat duduknya berjalan menuju bar/seating area tidak jauh dari dance floor. Hyeon Hee duduk di salah satu kursi kosong tepat di depan bartender yang sedang melayani tamu. “Chifas please..” pesannya.

“ok!” bartender pria itu mengangguk mengerti. Dan beberapa saat kemudian gelas berukuran sedang berisi Chifas—mirip warna teh itu sudah berada di hadapannya. Dan dengan sekali teguk minuman itu habis oleh Hyeon Hee. (Padahal rasanya gak enak -_-, soalnya saya pernah nyoba satu sendok di rumah teman tahun lalu)

Di sisi lain Club, delapan orang pria baru saja masuk. Enam di antaranya laki-laki asia dengan 2 body guard berkebangsaan Amerika. “Hyung..tempat ini benar-benar keren!” seru pria berambut lurus seperti mangkok -_- pada pria yang berjalan di sampingnya ketika mereka memasuki Club terkenal itu. “Kenapa Teddy hyung baru mengajak kita sekarang?” sesal pria bernama Seungri itu.

Pria kurus yang di sampingnya tidak begitu menanggapi ocehan maknae di groupnya itu, dia lebih asyik melihat isi club yang sesekali di sertai kekaguman dan mulut membentuk kata, ‘Wow’

“it’s so Awesome!” gumam Taeyang pria berambut mowhak. Kini mereka sudah duduk di salah satu langue VIP yang sudah di pesan sebelum mereka kemari. Sebuah tempat dengan sofa berbentuk O dan meja di tengah-tengahnya.

“It’s fantastic baby” celetuk Pria berpostur tinggi dengan mata elang. “Jiyong.. apa kau tidak mau turun ke bawah untuk menari?” tanya Seunghyun, nama pria tinggi itu melirik kearah dance floor yang bisa di lihat dari tempat mereka sekarang berada. Sebuah tempat dimana orang-orang sedang menari bebas disana.

Jiyong menggeleng menolak tawaran pria yang lebih tua setahun darinya itu. “Aku sedang tidak mood untuk turun hyung..kalian saja.” Jiyong memilih duduk di sofa dengan Teddy sambil menikmati minuman yang sudah tersedia di meja mereka: Bacardi gold, Chivas regal, Jack Daniels, Vodka dll.

Empat anggotanya sudah terjun di bawah sana—menari dengan senangnya bahkan Teddy juga sudah bersiap untuk menyusul anak didiknya itu. “Tidak ikut?” tanya Teddy sebelum benar-benar meninggalkan Jiyong dengan dua body guard mereka. “Kau yakin tidak mau turun?”

Jiyong menggeleng, “aku sedang tidak mood hyung” katanya.

“Ah~ baiklah..” kemudian pria bertopi itupun hilang di tengah keramaian. Jiyong tampak seperti orang bodoh—duduk dalam diam dengan dua pria berbadan besar di sisi kiri dan kanannya. Dia tidak tahu harus berbicara apa, dan memulai dari mana. Jadi dia beranjak meninggalkan tempatnya.

“where are you going sir?” tanya pria berbaju hitam-ketat dengan vocal besar, ketika melihat Jiyong bangkit berdiri—bersiap pergi

“Toilet..do you want to join with me?”

No Sir..” kata pria besar itu cepat dan membiarkan Jiyong pergi.

_______

00.10 AM

Ini sudah gelas yang ketiga untuk Hyeon Hee, dan Key temannya itu belum juga datang menemuinya. “kemana sih anak itu!” dia mulai mengeluh, jadi dia membayar billnya dan segera menemui key. Tapi…

“Sorry” dia tidak sengaja menabrak seseorang saat hendak berbalik.

“It’s o..” suara itu terdengar menggantung ketika pria itu menatap lekat wajah orang di depannya. “Hyeon Hee?” pria itu tidak bisa menyembunyikan wajah senang plus kagetnya setelah dia tahu siapa yang baru saja menabraknya.

Hyeon Hee sedikit tercekat dan senang secara bersamaan. “J..i..iy..ong?”

__________

At Park~

“Jadi..bagaimana kabarmu?” tanya Jiyong menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Sedari tadi dia tidak bisa menutupi wajah bahagianya. “Sudah lama tidak melihatmu” katanya pelan sedikit menundukkan kepala—mengusap hidungnya yang sedikit beku akibat duduk di alam terbuka dengan musim dingin seperti ini.

Fine..” kata Hyeon Hee singkat—memaksakan senyuman. Lalu keduanya terbenam dalam keheningan.

“Hatchi..” Jiyong bersin. “Ng..maaf, aku…hatchi…hatchi…” dia kembali bersin-bersin.

“gwenchanayo?” tanya Hyeon Hee memposisikan duduknya menghadap Jiyong. Tapi pria itu malah tertawa. “What?” Hyeon Hee menaikkan bahunya.

“dialect koreamu aneh” Jiyong tertawa lepas, tapi kemudian, “Hatchi..hatchi..” pria itu kembali bersin-bersin sambil mengusap hidungnya yang sudah mulai meler dengan ingus.

Hyeon Hee berpura-pura marah melipat kedua tangannya di depan dada. Wajar saja dia sudah bertahun-tahun tinggal di Negara asing. “itu tidak lucu!” katanya dengan nada kesal. Jiyong tahu wanita itu hanya berpura-pura membuatnya semakin tertawa geli. “arra..arra…mianhe” kata Jiyong akhirnya. “Kau tidak berubah” kini suaranya terdengar manly dan serius. Membuat Hyeon Hee menoleh.

Hyeon Hee membenarkan duduknya. “dirimu sudah banyak berubah” gumamnya

Jiyong menoleh kearah Hyeon Hee kaget mendengar ucapan wanita itu. Dia menghela napas sejenak seiring dengan hembusan angin. “Bogoshipo~” kata pria itu langsung. Kemudian membenarkan duduknya. “Aku terus memikirkanmu sejak aku debut.” Katanya jujur—

“……………”

“Aku tidak menyangka kita bisa bertemu disini.” seulas senyuman tersungging di bibir Jiyong. “Kau tahu… kisah cintaku tidak berjalan dengan baik begitu putus darimu.” Jiyong kembali menghela napas pendek dan mulai menyandarkan punggungnya di kursi taman yang dingin itu. Dia tidak tahu kenapa dia bisa mengatakan hal yang sepertinya tidak penting untuk di ucapkan. “Sepertinya hatiku sudah tertambat pada satu orang dan tidak bisa di tarik kembali oleh siapapun. Walau itu sudah bertahun-tahun yang lalu”

Hyeon Hee hanya diam mendengar pria itu. Ada rasa yang berkecamuk di hatinya dan dia ingin meluahkan itu semua pada orang yang berada di depannya : Jiyong. Tapi dia tidak melakukannya. Dia hanya diam dan terus mendengarkan pria itu berbicara.

“Hatchi..” Jiyong kembali bersin. Dan kini Hyeon Hee tampak sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.

“pakai ini” dia memberikan sapu tangan ber inisialkan KJ (Kwon Jiyong).

Jiyong memandangi saputangan itu sejenak lalu memandangi Hyeon Hee. “masih di simpan” gumamnya kemudian memakainya untuk mengelap ingusnya -_-. Itu saputangan milik Jiyong.

“Heh? Ng..hanya kebetulan”

“sincayo?” Jiyong menaikkan salah satu alisnya. “Kau tidak ingin mengatakan apa-apa padaku?”

“mengatakan apa?”

“apa saja”

Hyeon Hee menggeleng. Dia enggan mengatakan perasaannya yang sejujurnya. “Kajja..ini sudah jam satu, kita harus kembali ke club sebelum orang-orang mencarimu” katanya bangkit berdiri—mengulurkan tangannya pada Jiyong

Pria itu bangkit berdiri—menyambut uluran tangannya dan menarik Hyeon Hee kedalam pelukannya. “Aku ingin memungut kembali serpihan yang hilang selama bertahun-tahun itu” gumam Jiyong. “Sarrange Hyeon Hee-ya”

Hyeon Hee tidak merespon pelukan Jiyong bahkan tidak mengatakan apa-apa. Dia seolah seperti patung tanpa nyawa—diam dalam bisu. “maaf aku sudah mengatakan hal bodoh” Jiyong berujar, setelah tidak ada respon dari wanita itu. Perlahan Jiyong melepaskan pelukannya tersenyum kecil—meraih tangan Hyeon Hee mengajak gadis itu meninggalkan tempat mereka. Tapi Hyeon Hee menahannya.

“Wae? Tadi katanya mau kembali ke club?”

Gadis itu menundukkan kepalanya—bertahan pada posisinya, berdiri. Jiyong mengembungkan pipinya lalu menghela napasnya perlahan, kembali menarik tangan Hyeon Hee. “Kajja…tidak usah perdulikan ucapanku.”

“kau masih sama seperti waktu itu” gadis itu angkat bicara, “kau mau pergi meninggalkanku lagi?!” sekarang dia benar-benar harus menumpahkan isi hatinya. Ya, sekarang!

Jiyong diam di tempatnya masih menggenggam tangan Hyeon Hee. “Tidak perlu memungut serpihan itu..” kalimatnya terputus.

“Nee…aku mengerti.” Kali ini senyum kecut menghiasi bibir pria itu. “Mungkin akan susah memungut serpihan yang sudah hilang bertahun-tahun…dan aku memakluminya. Pemilik hatiku itu mungkin juga sudah tidak memiliki hatiku lagi..” suara pria itu terdengar lirih.

“…………..”

“sudahla, kajja”

“aku masih memiliki hatimu”

Jiyong terdiam. “Serpihan itu masih terjaga rapi walau penjaga itu sudah berkali-kali ingin membuangnya tapi dia tidak bisa. Dia tidak mampu” kini bulir-bulir air mata sudah mengalir di pipi Hyeon Hee. Dadanya terasa sesak. “Nado sarrangeo yongie-ya” isakannya tak tertahankan, membuat Jiyong kembali memeluknya. Memeluknya lebih erat dari sebelumnya. “jangan tinggalkan aku lagi” pinta hyeon hee di bahu pria itu.

“aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku janji” kata Jiyong.

____________

At Hyeon Hee Apartemant

“Jadi ini apartemenmu?” Jiyong membuang pandangannya keseluruh ruangan yang dapat di tangkap oleh matanya. Dia memutuskan ikut ke tempat Hyeon Ji malam ini. “yeppo” pujinya. “tapi kenapa tempat ini terasa sepi sekali?”

“Aku hanya tinggal sendiri” kata Hyeon Hee menyerahkan segelas coklat panas yang baru saja di buatnya. “minumlah. Aku hanya punya itu”

“khamsahamida…” Jiyong tersenyum. Menyesap coklat panas itu hingga bibirnya terdapat sisa coklat. “Besok aku akan pulang ke korea” kata Jiyong, menarik tangan Hyeon Hee lalu mengecup punggung tangan wanita yang duduk si sampingnya itu dengan lembut.

“kenapa cepat sekali?” tanya Hyeon hee sembari membersihkan sisa coklat di bibir Jiyong dengan tangannya.

“pembuatan MV kami sudah selesai”

“Lalu, apa tidak apa-apa tinggal disini? bagaimana dengan teman-temanmu?”

“aku sudah memberitahu mereka kalau aku menginap di rumah kenalanku malam ini” katanya lalu..Chu~ dia mencium pipi putih Hyeon Hee.

Hyeon Hee menunduk ketika Jiyong mengecup pipinya. “sarrange~” bisik Jiyong sesaat sebelum bibirnya menyapa bibir Hyeon Hee dan mengecup lebih dalam bibir wanita itu. Keduanya tampak menikmati perlakuan masing-masing hingga bibir Jiyong turun ke leher jenjang Hyeon Hee dan meninggalkan banyak kiss mark disana. Hyeon hee tidak mau kalah, dia mencium leher Jiyong yang putih dan melakukan hal yang sama.

“Pelan-pelan..kalau tidak aku harus memakai syal untuk menutupi perbuatanmu chagi..” goda Jiyong. Wanita itu hanya tersenyum. Jiyong kembali melanjutkan aksinya (?) Membuat Hyeon Hee sedikit menahan napas saat Jiyong mulai lebih dalam menciumnya hingga terus turun ke bawah (?), tangan Jiyong mengelus lembut pinggang Hyeon Hee, membuat Hyeon Hee… entahla, sepertinya panas dan terpacu, di tambah dengan posisi mereka : duduk dan saling berhadap-hadapan.

Hyeon Hee menahan tubuh Jiyong yang mulai menggila membuatnya memegang pipi pria itu hingga wajah keduanya hanya berjarak beberapa centi. “aku akan ke Seoul minggu depan” ucap Hyeon Hee menatap kedalam mata Jiyong. “Aku akan menungmu chagi..” balas Jiyong lalu kembali mencium bibir wanita itu lebih dalam.

__________

“Hyung…inikan sudah di pesawat kenapa syalmu tidak di lepas?” komentar Seungri yang duduk tepat di samping Jiyong

“heh? Oh..aku sedang tidak enak badan..” elaknya

“benarkah?” dengan cepat dia menempelkan punggung tangannya ke dahi Jiyong. “Badanmu tidak panas” gumamnya

“sudahla..sebaiknya kita tidur saja. Perjalanan ke Seoul masih panjang” Jiyong menyingkirkan tangan Seungri dan mulai memejamkan matanya.

“aissh~ “ keluh maknae

FIN

__________

note : lounge areaspot untuk duduk