483023901

Title                       : Revenge

Author                   : Lia

Cast(s)                  : G-Dragon, TOP, (find it by yourself)

Genre                    : Crime, Romance, Series

Disclaimer             : FF ini adalah asli hasil karya saya sendiri, terilhami dari berbagai macam film yang sudah saya tonton ^^v.

Twitter                   : @eejahnieh

Chapter 4 –Beginning-

*Author POV*

Hari ini Min Ha tidak masuk bekerja, badannya terasa lemas dengan serangkaian kejutan yang ia terimanya kemarin. Niatnya untuk melepas penat dan beban akibat bayang-bayang Jiyong kecil yang selalu hadir runtuh sudah ketika dia mengetahui kenyataan bahwa sebenarnya T.O.P dan Cha Eun Gyeol adalah kakak beradik. Namun syukurlah ternyata mereka bukan kakak beradik kandung, ternyata mereka mempunyai ibu yang berbeda. Pantas saja wajahnya tidak mirip, dan umur mereka hanya berbeda beberapa bulan saja. Mulai hari ini Min Ha tidak bisa menceritakan panjang lebar mengenai senior rese yang selalu saja mengerjainya di kantor kepada EunGyeol. Karena dia sudah tau yang Min Ha maksud adalah Hyeongnya.

Ada alasan lain mengapa Min Ha memilih untuk meliburkan diri hari ini. Hari ini adalah hari ulang tahun ayahnya, tentu saja Min Ha ingin merayakannya dengan keluarga kecilnya ini. Semenjak ayah Min Ha pulang dari USA, Min Ha belum pernah mengobrol dengan ayahnya itu karena ia selalu pulang larut malam. Maklum mengobrol dengan Eun Gyeol memang membuat Min Ha lupa waktu, ditambah dia memang malas pulang kerumah dan menghabiskan waktu hanya berdua dengan ibunya yang selalu berakhir dengan adu mulut.

Beberapa hari yang lalu Min Ha sudah memesan kue ulang tahun spesial untuk ayahnya, dan katanya kue itu akan di antar sore hari karena salah satu kurir mereka sakit dan mereka sedang banyak orderan. Namun baru pukul 10 pagi tiba-tiba toko kue tempat Min Ha memesan kue menelepon dan mengatakan bahwa kuenya 30 menit lagi akan sampai. Katanya mereka baru saja memperkejakan beberapa freelance untuk membantu pengiriman kue yang membludak hari itu.

“Pesanan atas nama nona Park?”

*Park Min Ha POV*

Hah seperti ya sudah saya duga sebelumnya, kuenya bagus sekali, dan miniatur ayah itu lucu sekali. Pasti ayah akan senang ketika melihatnya. Aku kemudian segera meletakkan lilin di atas kue yang baru saja di antar tadi. Untung saja mereka mempekerjakan freelance, jadi kami bisa lebih cepat merayakan ulang tahun ayah.

“Wah, Lucu sekali kuenya Min Ha sayang, ayah senang tahun ini bisa merayakan ulang tahun ayah dengan kalian, orang-orang yang paling ayah cintai”

*rrriiiing,, rrriiing,,*

Baru saja aku mau menyalakan lilin ulang tahun, tiba-tiba telepon rumahku berdering.

“Sudah, nyalakan lilinnya, biar ibu yang angkat teleponnya”

Aku segera mengambil korek api dan menyalakan lilin. Sampai tiba pada lilin yang berbentuk miniatur ayah tiba-tiba.

*DOOOAAARRR*

-FLASH BACK-

*SomeonePOV*

Pucuk dicinta ulampun tiba, anggap saja ini langkah awalku untuk menerormu. Siapa sangka pada hari berbahagia kalian justru akan mendapatkan malapetaka. Lihat dan perhatikan baik-baik saat lilin itu meledak, karena nasibmu akan sama dengan lilin tersebut. Terimalah semua buah dari perbuatanmu dulu.

-FLASH BACK END-

*Author POV*

“Bagaimana kuenya? Bagus bukan? Namun sepertinya kue itu kini sudah berantakan, sama seperti yang akan terjadi pada hidup kalian” tuuut,, tuuut,,

Masih terngiang jelas di telinga Nyonya Park kata demi kata dari penelepon tersebut. Namun kali ini bukan saatnya untuk memikirkan hal tersebut. Nyonya Park lebih khawatir terhadap nasib anaknya, Park Min Ha yang segera dilarikan ke RS terdekat karena tangannya terkena serangan bom yang di tanamkan pada lilin ulang tahun. Untungnya tangan Min Ha tidak terluka parah, jari-jarinya masih utuh. Namun tetap saja dia tidak dapat menggunakan tangan kanannya dengan maksimal untuk beberapa waktu.

“Ibu, apa yang diucapkan oleh penelepon misterius itu? Katakan padaku..”

Ungkap Park Min Ha, jiwa detektifnya keluar seketika. Park Min Ha tidak habis pikir mengapa keluarganya dapat menjadi sasaran teror mengerikan seperti ini. Dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun.

*Someone POV*

Bodoh, kenapa Min Ha yang harus menjadi korban? Kenapa buka ibu gila itu saja yang menyalakan lilin? Biar tangannya habis terbakar api. Maafkan aku Min Ha, aku tidak bermaksud melukaimu, aku hanya ingin membalas dendam kepada orang-orang yang sudah jahat padaku dulu. Ingin sekali aku meminta maaf padamu, tapi aku tak mau kau mengetahui siapa diriku sebenarnya. Setidaknya samapi dendam ini terbalaskan. Aku akan datang kepadamu sebagai aku yang dulu kau kenal. Kau tunggu saja ya.

*Park Min Ha POV*

T.O.P itu memang sialan, dia tahu kan kalau tangan kananku ini baru saja terkena bom lilin dan sampai sekarang aku masih cidera, tetap saja dia ngotot dibelikan Green Tea Latte kesukaannya itu, dasar lelaki tidak punya perasaan. Aku membatin, ya tentu saja, tangan kananku baru saja terkena bom yang tertanam di dalam lilin ulang tahun ayahku kemarin, untuk menggerakkannya saja sakitnya minta ampun. Apa T.O.P tidak tahu betapa tersiksanya hanya memiliki 1 tangan yang berfungsi dengan baik.

“Pagi cantik, mengapa wajahmu sudah sangat mengerikan pagi-pagi begini?”

Aku sungguh tidak berselera menanggapi candaannya yang sama sekali tidak lucu itu. Tidak tahu apa kalau aku sedang kesulitan.

“Bagaimana dengan tanganmu? Apakah masih sngat sakit? Aku kemarin berniat untuk menjengukmu, tapi kau tidak bilang dimana kau dirawat”

Blablabla, bilang saja dia sibuk dengan urusan percintaannya yang bejibun itu. Partner macam apa dia, setidaknya dia mengirim SMS untuk menanyakan keadaanku, ini justru seolah dia tidak perduli sama sekali. Bahkan Eun Gyeol saja meneleponku, dan menanyakan keadaanku, walaupun dia juga tdak menjenguk karena ada deadline komik yang harus ia kejar.

Daripada mendengarkan celotehan si pria tidak tahu diuntung ini, lebih baih aku mencari berkas file yang sudah aku list tadi pagi. Sebenarnya sudah lama aku ingin mencari file ini, namun semenjak Cha Eun Gyeol mengalihkan perhatianku untuk mencari Jiyong, aku jadi melupakan berkas itu juga. Berkas mengenai pembunuhan pejabat-pejabat negara yang terlibat korupsi beberapa tahun lalu. Semoga saja berkas itu masih ada, sebab seingatku selama aku menjadi babu disini dan membereskan berkas-berkas dan mengurutkannya aku tidak pernah melihat penampakan kasus tersebut.

***

Sudah 2 jam berlalu, dan benar saja berkas yang aku cari tidak bisa aku temukan. Kenapa berkas itu tidak ada ya? Tiba-tiba saja aku teringat kata-kata teroris yang meneror keluargaku kemarin.

“Bagaimana kuenya? Bagus bukan? Namun sepertinya kue itu kini sudah berantakan, sama seperti yang akan terjadi pada hidup kalian. Sekarang giliran kalian yang harus membayar perbuatan kalian dulu, teman-teman kalian yang lain sudah mendahului kalian.” tuuut,, tuuut,,

Ayahku memang pernah terlilit kasus koprupsi selama ia menjabat sebagai Mentri beberapa waktu lalu, namun hasil persidangan membuktikan bahwa ayahku tidak bersalah. Namun, dari apa yang diucapkan meneror itu, bahwa teman-teman ayahku sudah mendahului ayahku, aku jadi berpikir apa yang dimaksud teman-teman itu adalah teman-teman ayah saat menjabat dulu ya. Teman-teman ayah yang juga diduga terlilit kasus korupsi yang akhirnya setelah persidangan mereka terbukti tidak bersalah. Namun beberapa tahun lalu mereka dan keluarga mereka dibunuh oleh pembunuh misterius yang sampai sekarang kasusnya belum terpecahkan. Ah, kemana perginya file-file itu sih.

“T.O.P Ssi, apa kau tahu dimana file mengenai pembunuhan beberapa mantan mentri 5 tahun yang lalu?”

Sebenarnya aku malas sekali bicara padanya hari ini, namun aku tidak punya pilihan lain.

“Mengapa kau mencari file semacam itu? File itu masuk ke daftar TOP secret, hanya Detektif berpengalaman seperti aku yang bisa mengaksesnya.”

Menyebalkan sekali, berarti aku harus berurusan dengan dia. Tapi aku tidak mau menceritakan semua pada dia. Dia kan lelaki yang tidak dapat dipercaya.

Park Min Ha        :“Bisakah kau berikan kepadaku? File itu? Please, ini penting sekali.”

T.O.P                     :”Apakah itu begitu penting? Apa kau mau melakukan apapun untuk mendapatnkan file itu?”

Park Min Ha        :”Ya, Penting, aku akan melakukan apapun asal aku mendapatkan file itu”

Tiba-tiba wajah T.O.P menjadi berseri-seri. Dan wajahkupun menjadi penuh tanda tanya. Apa yang sedang dia pikirkan sih, permainan apalagi ini?

*T.O.P POV*

Pagi ini aku sangat bersemangat berangkat ke kantor. Tidak seperti hari biasa, hari ini aku memulainya dengan senyum terkembang dari bibirku. Aku langsung menuju ke pemberhentian sebelum berangkat ke kantor. Aku ingin menjemput pacarku, ya, pacar baruku.

“Pagi Cantik, mengapa wajahmu tidak seceria wajahku?”

-FLASH BACK-

Park Min Ha        :“Bisakah kau berikan kepadaku? File itu? Please, ini penting sekali.”

T.O.P                     :”Apakah itu begitu penting? Apa kau mau melakukan apapun untuk mendapatnkan file itu?”

Park Min Ha        :”Ya, Penting, aku akan melakukan apapun asal aku mendapatkan file itu”

T.O.P                     :”Baiklah kalau begitu, kalau kau menginginkan file itu, kau harus menjadi pacarku ”

Akupun tersenyum puas, bukan maksudku mempermainkan Min Ha dan mengambil kesempatan untuk mendekatinya di saat dia berada dalam kesulitan. Tapi hanya dengan cara ini aku bisa melindunginya dari sesuatu yang tidak diinginkan seperti kemarin. Karena kasus ini sungguh bukan kasus biasa, bahaya besar bisa menimpa Min Ha kalau aku tidak hati-hati dan menjaganya dengan baik.

Park Min Ha        :”Oke, mulai sekarang kita berpacaran, puas? Sekarang serahkan filenya!”

T.O.P                     :”Tunggu dulu, file itu akan aku serahkan ketika kau sudah menjadi seorang pacar yang baik. Jadi lebih baik kau menuruti semua kinginanku mulai dari sekarang. Mengerti?”

-FLASH BACK END-

*Park Min Ha POV*

Hai, saya Park Min Ha, dan maafkan apabila beberapa hari atu bahkan beberapa bulan kedepan aku akan terlihat murung atau bahkan terlihat seolah-olah aku akan memakanmu. Hari ini hari pertama aku akan berperan sebagai pacar pemuda sialan yang tidak tahu di untung. Ya, anda benar T.O.P. Apa? Saya beruntung? Beruntung apanya, entah sudah berawa wanita yang menjadi korban keplayboy-annya itu. Dan, aku tidak mau menjdi salah satunya. Namun apa boleh buat, ini semua demi file berharga itu, aku harus tahan berhari-hari merasakan neraka dunia bersama T.O.P.

“Pagi Cantik, mengapa wajahmu tidak seceria wajahku?”

Mengapa dia menanyakan pertanyaan yang seharusnya sudah bisa ia jawab sendiri sih? Bagaimana wajahku bisa ceria jika, aku merasa sudah membuat perjanjian dengan iblis. Kau tau kan ada film dimana seorang pesulap melakukan perjanjian dengan iblis. Akhirnya pesulap itu mati. Semoga saja berjanjian dengan iblis playboy tidak membuatku mati juga.

“Kau tidak memasang sit-belt mu? Oh ya aku lupa, pasti kau kesulitan memasangnya, sini aku bantu.”

Tiba-tiba saja T.O.P mendekatkan badannya, jaraknya begitu dekat, hanya tersisa beberapa cm saja. Aku berusaha tenang “dia hanya memasang sabuk pengaman” batinku. Apabila dia macam-macam, dia akan terima akibatnya. Ketika dia selesai memasang sabuk pengaman tiba-tiba wajahnya mendekati wajahku. Semakin lama wajahnya semakin dekat. Hampir saja tangan kiriku ini menamparnya, namun,,

“Hai cantik, kalau wajahmu tetap merengut seperti itu, kita batalkan saja perjanjian kita, bagaimana?”

Langsung saja wajahku menyunggingkan senyum yang dipaksakan. Lelaki ini memang menyusahkan saja. Arrrrghhh.

*Author POV*

“Peraturan pertama, kau harus tersenyum dan tampak bahagia di depanku, kedua kita harus berangkat dan pulang kantor bersama, ketiga kadang-kadang kita juga harus makan malam bersama, dan sepertinya malam ini malam yang pas.”

Park Min Ha hanya diam saja sambil menyinggungkan senyum palsunya disaat T.O.P sedang sibuk membaca peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh Min Ha selama mereka berpacaran. Bagi wanita kebanyakan, menjadi pacar lelaki yang sangat tampan bernama T.O.P mungkin adalah anugrah, namun bagi Min Ha, ini sama dengan bencana. Pertama dia harus bersikap manis kepada T.O.P, itu saja sudah cukup menyiksa. Kedua, meraka harus terus bersama, berangkat kantor bersama pulang kantorpun bersama, rasanya Min Ha akan selalu merasakan sesak nafas, karena harus berbagi oksigen dengan pria ini seharian. Ketiga, makan malam bersama, dari pagi hingga sore sudah cukup merasakan neraka dunia, kini harus ditambah dengan makan malam? Rasanya Min Ha mau bunuh diri saja pad saat itu.

Selain sikap playboy T.O.P yang membuat Min Ha selalu mual bila membayangkan sekarang dia harus menjadi pacar seseorang yang telah melumat banyak bibir wanita, sikap rekan-rekan sekerjanya menambah panas neraka dunia yang ia hadapi. Pagi ini saja semua rekan kerja wanitanya menatap Min Ha seolah-olah mereka ingin menelannya bulat-bulat. Hari ini saja Min Ha tidak berani keluar dari ruangannya, karena takut menjadi korban kanibalisme rekan-rekan kerjanya. Intinya tak ada hal yang lebih menyengsarakan untuk Min Ha selain harus menjadi kekasih T.O.P.